Saturday, 27 March 2021

 The Piano Prodigy Michael Anthony

Siang ini sangat istimewa. Sebuah pertunjukan tak biasa (bakal) memenuhi ruang keluarga melalui dunia maya. Lewat penampilannya bermain piano, Michael Anthony Kwok (18 tahun) akan menciptakan rekor dunia.

Link tayangan via YouTube bertajuk "The Piano Prodigy Michael Anthony, Jaya Suprana: Menciptakan Satu Rekor Dunia" sudah tersebar. Tak sabar menanti pukul dua siang untuk menyaksikan penampilan anak yang luar biasa ini, yang terselenggara dalam konser amal hasil kerjasama Jaya Suprana School of Performing Arts dan Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinal. 

Pada pertunjukan ini, Michael akan diiringi orkestra Indonesia Pusaka secara virtual. Michael mempersembahkan mahakarya musik sekaligus mencetak rekor  dan membuktikan kepada dunia bahwa di mana ada kemauan dan dukungan, di situ ada jalan.

Meski menyandang dwituna (tunanetra dan autis), Michael sudah membuktikan bahwa dirinya istimewa. Kepiawaiannya bermain piano sangat mengagumkan. 

Bakat bermusiknya sudah terlihat sejak kecil. Pada usia dua tahun, Michael sudah bisa menirukan dengan piano bunyi-bunyi nada yang didengarnya.  Dimulai dari musik tukang es yang lewat rumah. Dari situ, ibu Michael menyadari kelebihan putranya tersebut. Pemusik yang pernah tampil di ajang Indonesia Got Talent ini, kini makin dikenal publik. Dia bermain cukup lihai dalam Recital Master Class di Jaya Suprana School of Performing Arts dan mengikuti sejumlah event bermusik di dalam dan luar negeri.  Semua itu menambah panjang daftar prestasinya di dunia musik.

Semoga penampilan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa semua anak adalah istimewa. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.***

Link tayangan:
The Piano Prodigy Michael Anthony

 


Monday, 8 March 2021

 RIP Nathalia RR Sri Nawangsari

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Belum reda kesedihan kemarin.  Siang tadi datang berita duka dari kerabat tercinta. Kakak Sari atau Mama Ayi (59 tahun) berpulang ke rumah Bapa di Surga. Dua kali kami terhentak dalam hitungan menit. Pertama, kami terkejut mendapati link video acara pernikahan Ayi dalam whatsapp grup keluarga yang baru saja kami buka. Sejak pagi, kami berada di rumah sakit, mengantarkan suami/ayah untuk kontrol medis. Segera link tersebut kami buka. Dalam kendaraan yang terus melaju menuju Bogor, kami menyaksikan acara itu dan mulai berbincang tentang alasan dipercepatnya pernikahan. Sesuai informasi yang kami dengar,  pernikahan Ayi direncanakan 6 April 2021. Oleh sebab itu menimbulkan rasa heran mengapa dipercepat dan terkesan mendadak. Kedua, belum lama menonton video itu, sebuah pesan teks muncul, memberitakan bahwa Mama Ayi sudah wafat.

Sudah hampir dua minggu ini Nathalia RR Sri Nawangsari (Mama Ayi) terbaring di rumah sakit. Satu minggu di ruang rawat biasa dan satu minggu di ICU. Sebelumnya, selama dua pekan, Mama Ayi memang sudah sakit. Keluhannya, pusing. Dokter yang memeriksanya menyarankan agar Mama Ayi segera dibawa ke rumah sakit dan dianjurkan menjalani CT-Scan. Saran itu ditindaklanjuti. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter yang merawat menyatakan, penyakit Mama Ayi cukup parah. Toksoplasmosis dan sudah menyerang otak. Meskipun dokter sudah memberitahukan begitu, kami tetap tidak menyangka kepergiannya bakal selekas itu. Kemarin, saat keluarga berkumpul di rumah Opa-Oma usai pemakaman Bapa Gabby, kondisi kesehatan Mama Ayi memang sempat ditanyakan oleh keluarga. Terdengar kabar, Mama Ayi akan menjalani operasi otak di Pusat Otak Nasional (PON) dalam waktu dekat. Namun rencana itu belum sempat dilakukan dan Mama Ayi sudah berpulang.

Sekali lagi keluarga kami kehilangan satu anggota yang amat dicintai. Perempuan anggun semampai ini sudah mendahului kami. Jenazah disemayamkan di Rumah Duka RSPAD untuk kemudian diberangkatkan Rabu (10 Maret 2021) pukul sembilan malam ke Solo, kota kelahiran almarhumah. Atas permintaan keluarga, jenazah akan ditempatkan di dekat makam ayah Mama Ayi. Semoga Mama Ayi beristirahat dalam damai abadi di Rumah Bapa Yang Mahabaik. Semoga Ayi bersama suami hidup berbahagia hingga hari tua. Semoga Papa Ayi dan keluarga mendapatkan keteguhan sejati dari Allah Yang Maharahim. Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Allah dan senantiasa hidup berkemenangan dalam iman kepada-Nya. Amin. ***

Bene 

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Bocah lelaki itu mengamati paket ulangtahun dalam genggamannya. Bingkisan itu baru saja tiba di rumah, dari tetangga. Pandemi menunda perayaan-perayaan yang dulu ada. Namun, peringatan hari lahir tetap terselenggara di tengah keluarga, sekalipun tanpa mengundang tamu di rumah. Paket untuk teman sebaya saat peringatan ulang tahun seorang anak, lazim dilakukan di tengah pandemi, kendati tanpa perayaan. Paket itu kemudian diantarkan dari rumah ke rumah.

Bene, demikian nama anak itu, melihat ada kemasan berisi nasi dan ayam goreng, ada souvenir, dan ada plastik berisi makanan ringan dan permen. Dibukanya kantong plastik itu. Diraihnya sekantong snack kering. "Bene, bagi dong," suara sepupu Bene terdengar. Sepupu itu tidak mendapatkan paket, karena namanya belum dikenal oleh yang berulangtahun. Bene langsung meraih satu lagi kantong snack dari dalam plastik dan memberikannya kepada sepupunya. Tampak sekali tidak banyak pertimbangan saat Bene memutuskan memberikan snack itu kepada orang lain.

Bene baru duduk di kelas satu. Jelas, yang dilakukannya luar biasa. Di saat dia meraih snack kering dari kantong sebagai pilihan pertama, kita tahu, apa yang paling disukainya. Anak terkenal polos. Lugu. Bahwa kemudian anak itu memberikan yang disukainya kepada orang lain tanpa banyak pertimbangan, ini kejutan. Seorang anak biasanya enggan memberikan yang disukanya. Sering kita lihat anak-anak bertengkar karena saling memperebutkan apa yang digemari, bukan? Misalnya, mainan dan makanan. Bene justru melakukan hal sebaliknya. Dia memilih makanan yang justru disukainya untuk diberikan kepada orang lain. Menakjubkan, bukan? Menjadi refleksi bagi kita tentang bagaimana teori iman (untuk memberikan sesuatu yang kita sukai) telah dinyatakan oleh seorang anak kecil, seorang Bene. Semoga benih kemurahan hati ponakan saya itu terus berkembang subur dalam kehidupannya. Amin. ***

 

AISEI 8 Maret 2021 Challenge

#ceritakelaskuhariini

#ceritamuridkuhariini

#ceritaanakkuhariini 

#ceritacucukuhariini 

#ceritaponakankuhariini

Memakamkan Keluarga yang Positif Covid-19

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: https://unsplash.com/photos/ZzOtl6FSpLs

Selalu ada yang pertama kali untuk yang namanya pengalaman. Menyaksikan pemakaman jenazah pasien Covid-19 ternyata berbeda dengan mengikuti langsung prosesi pemakaman kerabat sendiri. Saya sudah sering menonton melalui televisi, tayangan YouTube, atau video pribadi tentang pemakaman jenazah pasien Covid-19. Hari ini saya mengikuti langsung prosesi pemakaman serupa, tetapi itu ternyata sangat berbeda, terutama soal emosi dan persepsi yang mewarnai.

Kemarin malam, usai menerima pesan teks Oma melalui whatsapp (WA) grup keluarga tentang kepergian Bapak Gabby (baca, klik di sini), saya chatting ke sana ke mari melalui jalur pribadi untuk mendapatkan detail informasi. Baik mengenai persemayaman maupun soal rencana penguburan jenazah. Pesan teks dari Oma di WA grup terasa kurang lengkap. Melalui chatting hingga lewat tengah malam itu, barulah ada kejelasan bahwa jenazah dikuburkan paginya, langsung diberangkatkan dari rumah sakit menuju pemakaman. Keluarga disarankan langsung saja menuju dan menunggu di lokasi pemakaman. Timbul pertanyaan, sakit apa gerangan. Namun, pikiran saya sudah memiliki opsi jawaban yang mengarah pada kemungkinan paling relevan. 

Sumber: https://unsplash.com/photos/uUEYZmK8LjE

Ada informasi, pukul delapan kuburan digali dan pukul sebelas jenazah diantar dengan ambulans dari rumah sakit menuju lokasi. Pukul sepuluh lewat, saya dan keluarga berangkat ke tempat pemakaman. Dalam perjalanan, chatting berlanjut memohon kepastian tempat dan waktu pemakaman. Kendaraan kami mendekati gerbang masuk Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rajeg. Saat berhenti sebentar, untuk menanyakan kisaran lokasi pemakaman untuk jenazah dengan Covid-19, sebuah ambulans muncul dengan raungan sirinenya yang sudah terdengar dari kejauhan. Melihat mobil-mobil yang mengiringi, kami langsung mengenali, ini rombongan keluarga kami. Kendaraan kami pun mengikuti iring-iringan memasuki lokasi TPU.

Satu persatu keluarga turun dari kendaraan yang terparkir sekitar seratus meter dari titik ambulans berhenti. Saya langsung menghampiri isteri dan anak-anak almarhum. Menyatakan simpati dan memberikan dukungan. Empat petugas berkostum APD dengan wearpack biru dan boots hijau muda mengeluarkan peti berbalut plastik dari pintu belakang ambulans. Saya menyesuaikan diri dengan keluarga inti dan warga gereja yang terpaku di kejauhan. Kami terhenti pada jarak lebih dari 30 meter dari liang kuburan. Hanya satu-dua pemuda yang berani sedikit mendekat. Mereka membidikkan kamera untuk rekaman video. Begitu cepatnya kerja para petugas tersebut: menurunkan dan mengangkat jenazah, menurunkan dalam liang, menimbun tanah, menancapkan papan nisan, membuka APD dan membakarnya. Setelah selesai, seorang petugas memberi tanda dengan tangan agar keluarga mendekat.

Sumber: https://unsplash.com/photos/jTK820WUr2k

Kami pun bergegas mendekati titik lahat. Menaburkan bunga, membaringkan papan salib dalam rangkaian bunga putih di atas timbunan tanah yang merah gembur, menuangkan wewangian, kemudian berdoa bersama dan mendengarkan ungkapan-ungkapan dukacita dan dukungan dari gereja, lingkungan RT, dan keluarga. Kemudian kami berdiri dan duduk sambil bercerita tentang kenangan mengenai almarhum semasa hidup, mengenai penyakitnya, dan lain-lain. Roti Holland Bakery dan minuman dalam kemasan diedarkan. Dari cerita-cerita yang terdengar, ternyata informasi mengenai penyakit Bapak Gabby sengaja tidak diinformasikan dalam WA grup agar tidak sampai pada kerabat sedarah yang juga sedang berjuang melawan Covid-19. Suami-isteri dan anak sedang menjalani isolasi di titik-titik isolasi (rumah sakit dan hotel). "Kalau mereka sampai tahu, takut down," kata seorang keluarga. Tak lama setelah itu, kami pun meluncur ke tempat di mana Opa dan Oma sudah menunggu untuk berdoa bersama.

Dari pengalaman hari ini, saya melihat betapa pandemi Covid-19 merubah banyak agenda ritual persemayaman dan pemakaman jenazah. Kekurangpahaman keluarga mengenai protokol penanganan jenazah sampai penguburan, menunjukkan betapa informasi mengenai ketentuan tersebut masih belum sepenuhnya sampai kepada masyarakat. Bisa jadi karena diseminasi informasi yang kurang, bisa juga karena masyarakat kurang mau untuk mencari tahu.

Sumber: https://unsplash.com/photos/LiPIUvzwekw

Disayangkan, karena sebenarnya keluarga boleh mendekat sedikit ke liang lahat, asalkan tetap menjaga jarak fisik minimal sekitar dua meter, baik saat prosesi maupun saat berdiri di kejauhan. Dengan begitu, keluarga dapat melihat lebih dekat, sambil menjalankan ritual-ritual yang memungkinkan dari kejauhan. Misalnya, untuk menaikkan doa bersama-sama saat jenazah dikuburkan oleh petugas. 

Idealnya, tidak ada acara makan minum di lokasi pemakaman. Sebab, di saat seperti itu, kita mengandalkan kebersihan tangan dan lainnya dengan hand sanitizer. Kita merasa semuanya aman dan terkendali dengan hand sanitizer. Padahal kita tahu, hand sanitizer tidak membunuh semua jenis kuman. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir adalah cara yang paling dianjurkan untuk mencegah penularan kuman penyakit.

Semoga pemahaman masyarakat tentang protokol dan aturan terkait Covid-19 lebih baik lagi. Yang tak kalah penting adalah menerapkannya (tidak sebatas mengetahui). Semoga ....


 

 

 

Sunday, 7 March 2021

 Beristirat dalam Damai, Bapak Gabby ....

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: https://www.dreamstime.com/photos-images/rest-peace.html

Masih di depan komputer. Sedang membuka whatsapp. Muncul pesan di grup keluarga Flores. Dari Oma. "Berita duka.... telah menghadap Bapa  di Surga, jam 20.00 wib saudara kita, om Deddy ..... semoga arwahnya diterima disisi Tuhan YME...Mohon doanya....🙏🙏🙏".  Spontan saya terlonjak. Mengetik pesan, menyatakaan berduka dan menanyakan apakah ini Om Deddy Bapak Gabby? Ternyata iya. Airmata tak tertahankan.Ya, Tuhan. 😭😭😭😭😭

Terakhir kami bertemu pada Natal 2020 di rumah Opa-Oma. Bapak Gabby terlihat biasa-biasa saja. Tampak lebih gemuk. Sejak itu tidak ada kabar bahwa sakit atau bagaimana. Bapak Gabby, demikian saya biasa menyapanya, adalah sosok yang baik hati, sabar, rendah hati, sopan, lembut. Murah senyum. Kami sangat kehilangan. Ini adalah kepergian yang kesekian anggota keluarga tercinta di tengah pandemi. Pengaruh wabah virus Corona memang luar biasa. Pemisahan jarak fisik membuat kami jarang bertemu langsung. Tak nyana ada yang dipanggil oleh Tuhan sebelum intens atau sempat berkumpul lagi: Om Tuan,  Nona Dice, Mama Ingan, Ompung Agung di Medan, Ompung Tambunan di Medan, dan lain-lain.

Selamat jalan, Bapak Gabby. Selamat beristirahat dalam rangkulan abadi dan damai di Rumah Bapa di Surga. Semoga Mama Gabby, Gabby dan Glen, serta seluruh keluarga besar tabah, sabar, dan percaya. Sedih. Tetap harus percaya. Semua ada waktunya. Kita berencana, Tuhan yang berkuasa. Semoga Allah Yang Mahabaik selalu menyertai kita dan menguatkan iman kita. Amin. ***


Saturday, 6 March 2021

Ella dan Lukisan Bunga

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: Mama Ella

Ella duduk di kelas dua. Banyak kepandaiannya. Tak terbatas imajinasinya. Cantik rupanya. Untuk anak seusianya, ponakan saya ini termasuk luar biasa. Berbahasa Inggris hal biasa. Dalam seni, Ella  serba bisa. Tarik suara, menari ceria, dan urusan seni rupa.

Dia suka sekali bermain dengan cat warna. Melukis segala rupa. Terutama bunga-bunga. "Kakak Ella hobi melukis. Suka banget," kata Mama Ella. Sebuah video dikirimkan di whatsapp grup keluarga, dari Medan ke berbagai kota. Isinya, Ella sedang memainkan kuas di atas media gambarnya. Lincah sekali sapuannya. Tak butuh pola, Ella  menarikan alat lukisnya ke sini ke sana, dalam aneka warna. "Ah, jadi ingat waktu muda," kata ponakan di Depok. "Dulu kakak juga suka melukis," katanya kepada Ella, mengenang tembok kamarnya yang macam figura dengan sapuan imaji beragam warna. Saya saksinya. Betah melihat kreasinya.

Aha, purna. Dua foto terkirim sempurna. Satu lukisan bunga. Luar biasa. Bertambah lagi koleksi keluarga. Yang satu lagi adalah foto Ella dengan karyanya. Senyum Ella menebar suka di hati semua. Seperti biasa, Ella segera bermain dengan adiknya, sementara Kak Ria (pengasuh Ella) sudah siap sedia. Dengan kain dan perkakas lain, Kak Ria membersihkan kursi, meja, lantai, dan lainnya. Semoga kemajuan Ella bertambah. Lebih berswadaya membereskan keperluan melukisnya, sebelum dan sesudahnya. ***



AISEI 6 Maret 2021 Challenge

#ceritakelaskuhariini

#ceritamuridkuhariini

#ceritaanakkuhariini 

#ceritacucukuhariini

 #ceritaponakankuhariini

Thursday, 4 March 2021

Technology

March 8, 2021

 

Fenomena Tanggal Cantik 4321

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Ada-ada saja orang merespon angka. Dulu, waktu demam judi masih merajalela di masyarakat, baik judi kecil-kecilan maupun yang besar, hampir tiap hari orang membahas "apa angka cantik hari ini". Togel, kupon putih, dan lainnya akrab dalam kehidupan kita, khususnya yang sudah lahir sebelum abad 20 berakhir. Meskipun judi sudah nyaris tidak terdengar (saya katakan "nyaris tidak terdengar" karena sebenarnya masih ada dan judi tidak mungkin dihapus), angka-angka yang dianggap cantik masih sering dibahas. Termasuk tanggal-tanggal tertentu, yang kemudian ditarik maknanya ke dalam kehidupan. Misalnya, tahun lalu pada tanggal 2 Februari 2020,  orang ramai-ramai mengirimkan pesan dan apa saja terkait "angka cantik 02-02-20". Tanggal cantik ini kemudian dijadikan momentum untuk acara khusus, misalnya tanggal pernikahan, tunangan, pembukaan bisnis, dan sebagainya. Masing-masing punya alasan untuk melakukan itu. Mungkin, angka-angkanya dianggap spesial, tanggalnya lebih mudah diingat, riwayatnya menjadi lebih berwarna saat kelak dikisahkan kepada keturunan atau handai taulan, diyakini membawa kebaikan, dan sebagainya.

Fenomena angka cantik masih ada sampai sekarang. Hari ini, tanggal 4 Maret 2021, juga dianggap cantik. Jika diperas, angkanya menjadi 4321. Berurutan. Angka ini dianggap langka dan membawa kebaikan. Kalangan Metafisika menganggap wajar jika manusia menganggap tanggal tertentu cantik, lalu menggelar event yang memorable pada tanggal tersebut. Manusia dianggap lumrah bila ingin memiliki sesuatu yang unik, misalnya membuka bisnis besar pada tanggal cantik, terlebih bila mereka mampu mengusahakannya secara finansial. Meskipun sebenarnya, masih menurut Metafisika, ada hal-hal lain yang mesti diperhatikan dalam memilih tanggal tertentu selain tampilan angkanya.

Tidak semua tanggal cantik dimaknai cantik. Malah ada yang dianggap buruk. Contohnya tanggal 11 November 2011 silam, yang ramai diperbincangkan. Jika diperas, kita memperoleh angka 11-11-11. Triple 11. Cantik. Namun, dari Metafisika, angka ini memiliki makna buruk. Sebab, elemen pada hari itu adalah Logam Yang (langit) dan Api Yang (Bumi). Logam dan api dinilai tidak cocok. Pada tanggal itu diperkirakan akan ada energi konflik yang negatif antara langit dan bumi.  Sehingga event atau peristiwa  yang berlangsung pada tanggal itu diperkirakan membawa keburukan.

Suatu angka bisa menjadi cantik bagi sejumlah orang, bisa malah buruk bagi orang lain. Artinya, tidak ada satu tanggal yang sesuai bagi semua orang.  Ada yang berpandangan bahwa tanggal dengan angka cantik memiliki energi tertentu dan berpengaruh pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.  Ada yang melihat angka-angka itu hanyalah sebuah pernyataan numerik tentang waktu dan tidak perlu dilebih-lebihkan. Bisa dimaklumi, karena masing-masing memiliki nilai dan dasar dalam mempersepsi sesuatu. Latar belakang nilai-nilai budaya, juga pendidikan dan wawasan mempengaruhi cara pandang orang dalam melihat dan memaknai sesuatu. Keberagaman ini menjadi pewarna kehidupan. Hidup berdampingan dalam hasrat kesalingmengertian akan membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah dan lebih indah. Selamat menikmati hari 4321. ***


 

 

Hambatan dan Solusi 

"All Roads Lead to Rome"

Oleh: Erry Yulia Siahaan

"Banyak jalan menuju Roma". Demikian pepatah lama yang bertahan hingga sekarang. Bahasa kerennya, "All roads lead to Rome". Maknanya, banyak cara untuk mencapai sesuatu, semuanya mengarah pada hasil yang sama. Frase ini menjadi senjata saya memerangi hambatan dalam mencapai apa yang menurut saya baik. Sama halnya dengan Anda, saya tidak sempurna. Bersyukur bahwa sebagai makhluk hidup, saya (dan Anda) memiliki daya adaptasi, baik untuk bertahan hidup maupun untuk merealisasikan mimpi.

Belum lama ini, seorang kerabat wafat. Rumahnya di Medan. Kami banyak yang tinggal di Jawa. Dalam adat kami, kehadiran fisik kerabat dekat di rumah duka, khususnya pada saat upacara adat menjelang pelepasan jenazah, merupakan hal yang sangat elok. Apa mau dikata, pandemi belum reda.  Protokol kesehatan mesti menjadi prioritas. Itu kondisinya, sementara pilihan ada pada manusianya. Kami pun beradaptasi dengan kondisi. Akhirnya, kami tiba pada solusi untuk memanfaatkan teknologi. Kemajuan aplikasi komunikasi, seperti online meeting, memungkinkan kami mengikuti setiap acara selama empat hari. Keluarga di Jawa memberi mandat pada yang di Medan, sementara kami yang di Jawa tetap hadir, meski secara virtual. Urusan pun terlaksana lancar.

"Jalan ke Roma" ini sudah berulangkali kami terapkan untuk berbagai keperluan. Untuk  hal semacam ini, yang terpenting adalah adanya kesalingmengertian dan ketidakegoisan di antara anggota keluarga. ***

Catatan:
Tulisan ini adalah pengganti analisis  blog
(#KeroyokBlog), agenda Lagerunal setiap Kamis pertama (#KeroyokBlog). Pengurus memutuskan untuk menunda dulu #KeroyokBlog 🙏🏻. Tantangan Kamis Menulis kali ini adalah menuliskan cerita tentang hambatan yang pernah dialami dan upaya mengatasinya. Hambatan bisa apa saja, disesuaikan dengan pengalaman masing-masing.
 



 

 


#KeroyokBlog

Review Blog Tertunda untuk
https://www.hanifmuchtar.com/

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Menurut tradisi Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal), Kamis pertama setiap bulan diisi dengan kegiatan #KeroyokBlog. Yakni mereview secara keroyokan suatu blog yang ditentukan/terpilih. 

Hari ini kegiatan tersebut ditunda. Sebelumnya sudah disebutkan bahwa yang terpilih hari ini adalah blog milik Hanif Muchtar dengan link https://www.hanifmuchtar.com/. Kurang jelas mengapa ditunda. Karena saya sudah membuat,  tetap saya muat di blog saya ini, meskipun hanya sekilas.

Bulan lalu, 4 Februari 2021, adalah #KeroyokBlog yang pertama, ddi mana blog terpilih adalah blog Lagerunal. Kegiatan berkisar pada observasi, kemudian menuliskan hasilnya pada poin-poin yang ditanyakan. Semacam survey kira-kira, tetapi dengan format isian (bukan pilihan).

Berikut ini hasil observasi saya.

1. Identitas Blog

-  Nama Blog

   https://www.hanifmuchtar.com/

-  Tagline Blog

    (Sejauh pengamatan saya, belum/tidak ada).

-  Nama Author

   Hanif Muchtar

-  Tahun Dibuat

   Juni 2020

-  Niche/Tema Utama

   Tema utama belum dipertegas dalam blog.

2. Tampilan Blog (Kelebihan dan/atau Kekurangan)

-  Template

    Sudah memakai link ber-dotcom. Jenis templatenya: -

-  Menu

   Beranda, Blogging, Cerpen, Tips Blogging, Tips  Hanif.

Kategori: 

   Tutorial Blogger, Tips dan trik, Cerita pendek, dll.

-  Widget

   Ada.

-  Font (warna, jenis, ukuran)

   Baik.

-  Lama loading (responsive)

   Cukup baik/cepat.

3. Postingan Paling Menarik dan Alasan (backlink)

    (Maaf, belum bisa berpendapat, belum membaca semua.) 

4. Saran

    -

5. Rekomendasi

    -


Semoga bermanfaat.
Salam Literasi.







Zinki Absalom 

Cinta pada Tutua

Oleh: Erry Yulia Siahaan

 

Sumber: Maria Kristina Purba

Pengalaman Zinki bertambah lagi. Bersama maminya, kemarin Zinki berpetualang di sebuah ranch di Bogor. Berbaju hijau, naik kuda, Zinki tampak gagah. Senyumnya merekah. Parasnya yang putih bersih tampak bersinar. Cucu saya itu terlihat santai duduk di atas hewan yang membawanya berkeliling. Seperti tidak ada takutnya. Zinki memang menggemaskan. Aktif. Kalau tidak paham pembawaannya, orang bisa tidak tahan. Dia suka sekali berlompatan di tempat tidur. Pegang ini itu. Bertanya mengapa begini begitu. Kosakatanya makin banyak saja. Sudah seminggu ini Zinki selalu pamitan pada Tutua kalau mau pergi. Biasanya disertai pesan. “ Tua, Zinki pergi dulu ya. Nanti Zinki pulang kok,” katanya. “Tua makan ya, jangan lupa minum obat ya. Polu jaga Tua ya. Jangan marah-marah sama Tua.” Tutua adalah panggilan dalam Bahasa Batak Simalungun untuk nenek perempuan dari ayah. Zinki meringkas Tutua menjadi Tua. Untuk kakek, panggilannya adalah Ompung Doli. Sedangkan Polu adalah panggilan untuk saudara perempuan dari ayah. Mau tidur pun Zinki pamitan. Bocah ganteng ini selalu mencium Tutua, mencium tangan, dan memeluknya. 

Suatu siang, tahun lalu, pada saat usianya masih dua tahun, Zinki tidak mau lagi dipanggil “Pak Polisi Zinki”. Dia minta dipanggil dengan “Pak Dokter Zinki”. Mami Zinki heran. “Dokter apa, Zinki?” tanya Mami. “Dokter hebat,” jawab Zinki. “Zinki mau suntik Tua biar Tua sehat. Sembuh.” Zinki beserta mami dan papinya tinggal bersama Tutua. Papi Zinki adalah anak tertua dari dua bersaudara. Tutua sudah lama sakit. Zinki sayang pada Tutua. Zinki sangat menghibur di rumah. Sebelum pandemi, Zinki pernah ikut mami papi mengantar Tutua berobat ke rumah sakit. Zinki juga pernah diopname. Mungkin Zinki merekam dan mempersepsi yang dilihatnya di rumah sakit. Terutama sosok-sosok berjas putih. Sangat jelas, Zinki sayang pada Tutua. Sayang pada semua. Buat orangtuanya, Zinki merupakan obat. “Puji Tuhan. Setelah kehadiran Zinki, aku sembuh, sehat, dan menjadi semakin kuat,” kata Mami Zinki dalam kesaksiannya. “Bisa dibilang Zinki itu obatku.”

 

Sumber: Maria Kristina Purba 

Zinki sangat sering menebar tawa. Hanya melihat foto dan videonya saja sudah menggemaskan. Zinki ingin tahu apa saja. Juga pandai berpose dan gagah dalam berbusana. Tahun lalu,  Zinki memenangi lomba berbusana pakai ulos (kain tenun khas Batak). Dia menjadi Juara Favorit Pertama. Dilahirkan di Jakarta pada 20 November 2017, nama lengkapnya  adalah Zinki Absalom Sinaga. Zinki adalah nama pemberian dari mami, dari Bahasa Latin yang berarti “bersinar”. Sedangkan Absalom diambil dari kata Abba (Bapa) dan Salom (“salam damai” atau “pembawa damai”). Absalom bermakna Bapa pembawa kedamaian. Semua berharap, Zinki bisa menjadi anak yang bersinar. Terang itu baik. Ia transparan. Membuat semua terlihat. Semoga Zinki bisa menjadi terang dan bersinar dalam kehidupannya. Juga penerang bagi orang-orang di sekitarnya. Amin. ***


 


AISEI 4 Maret 2021 Challenge

#ceritakelaskuhariini

#ceritamuridkuhariini

#ceritaanakkuhariini

#ceritacucukuhariini

3 Cara Membangun Ikatan Erat dengan Anak, Orangtua Mesti Tahu

Ikatan erat antara orangtua dan anak berpengaruh besar dalam optimalisasi kesejahteraan anak. Hubungan itu bisa dibangun lewat komunikasi ...