Wednesday 10 February 2021

 

 

Suaka Margakata

Dabat

Oleh: Erry Yulia Siahaan

Sumber: https://www.dreamstime.com/


Kalau mau jujur, kita sering memakai kata “binatang” sebagai sinonim untuk hewan. Atau, untuk istilah yang agak teknis terkait kebijakan atau lebih formal, kita menggunakan istilah “satwa” atau “fauna”. Sebenarnya, masih ada sinonim untuk hewan, yakni dabat dan sato.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hewan atau binatang memiliki arti “makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu bereaksi terhadap rangsangan, tetapi tidak berakal budi (seperti anjing, kerbau, semut)”. Kata “binatang” bisa dipadankan dengan kata lain sehingga menjadi “binatang buas” yang berarti binatang liar yang ganas, biasanya memusuhi manusia, seperti beruang, buaya, gajah, harimau, hiu, komodo, macan, serigala, ular.  dan lain-lain. Ada pula  “binatang piaraan” yang bermakna binatang yang dipiara untuk kesenangan seperti kucing, ikan hias, anjing, burung, kura-kura, dan lain-lain. Atau, “hewan ternak” yang maksudnya adalah satwa yang sengaja diternakkan untuk diambil manfaatnya, seperti ayam, domba, kambing, kelinci, sapi, dan masih banyak lagi.

Tulisan ini bermaksud mengungkapkan kekayaan kosakata dalam Bahasa Indonesia yang bisa dijadikan alternatif untuk digunakan sebagai sinonim nama-nama sejumlah jenis hewan. Kosakata ini bersumber pada beberapa situs online, terutama sinonimkata.com dan KBBI.

Hewan Buas 

Buas bersinonim dengan angkara, bengis, beringas, biadab, brutal, galak, ganas, garang, kejam, keji, liar, panas, papakerma, sadis, tebal hati, zalim. Untuk tulisan sastra khususnya, padanan ini sah-sah saja untuk dipakai sehingga “binatang buas” bisa juga disebut “dabat garang”. Lawannya adalah  “dabat jinak”. Berikut ini kosakata pilihan untuk harimau dan ular.

Harimau bersinonim dengan gembong, macan loreng, maung; ular bersinonim dengan bedudak, dumung. Bedudak adalah ular tedung atau Naja trupudians. Dumung merupakan ular berbisa berwarna hitam. Kata ular bisa diikuti dengan kata lain untuk menunjukkan jenisnya, seperti ular air, ular ari, ular babi, ular bakau, ular belang, ular bura, ular cabai, ular cindai, ular cintamani, ular emas, ular gadung, ular hijau, ular hitam, ular jelutung, ular kawat, ular kembang, ular kisi, ular kobra, ular lanang, ular putih, ular sanca, ular sawah, ular senawan, ular sendok, ular tanah.

Hewan Piaraan

Hewan piara atau hewan peliharaan banyak macamnya. Contohnya: kucing, anjing, hamster, landak mini, marmot, kelinci, kura-kura, burung, ikan, iguana. 

Kucing bisa disebut meong. Meong masih merupakan kosakata aktif, tapi dalam penyampaian informal. Anjing bersinonim dengan asu, yang berasal dari bahasa daerah (Jawa). Kelinci bisa digantikan dengan kata karil, kucing tupai, kuilu, atau terwelu. Karil merupakan kelinci berukuran besar, sering disebut dengan “kucing belanda”. Ikan bersinonim dengan iwak, lauk, budu, cangkuk, gereh, peda. Gereh dan peda adalah ikan asin atau ikan yang dikeringkan dan asin rasanya. Namun, peda bisa juga berarti budu (pekasam ikan, jenis masakan khas daerah Banjar, Kalimantan Selatan, di mana ikan difermentasi sehinggaa rasanya masam, atau disebut juga Iwak Samu). Budu disebut juga cangkuk.

Hewan Ternak

Sebenarnya hewan ternak juga bisa disebut sebagai hewan piara. Namun, kata ternak sudah menunjukkan kekhususan tujuan, yakni mengambil hasil dari hewan-hewan tersebut, baik berupa kulit, telur, susu, daging, dan lain-lain. Banyak ragam hewan ternak, seperti ayam, bebek, domba, ikan, kambing, lobster, dan udang.

Sapi bersinonim dengan jawi, lembu dan sampi. Ayam bersinonim dengan kata mandung. Mandung sendiri bisa berarti ayam secara umum, maupun ayam aduan, ayam jago, ayam jantan. Bebek sering disinonimkan dengan itik, belibis, meliwis (dari Bahasa Jawa), bahkan angsa, meskipun sebenarnya ada yang berbeda. Angsa merupakan itik besar berleher panjang. Misalnya angsa jenis Palecanidae, yakni angsa laut putih, bersayap hitam, dengan panjang bisa mencapai 3 meter, berparuh besar dengan kantong kulit di bawahnya untuk tempat menyimpan makanan.

Sama dengan halnya bebek berbeda dari angsa, demikian pula domba dan kambing, tetapi keduanya sering dipakai bergantian seakan sama saja. Domba bersinonim dengan kibas atau biri-biri. Kibas kosakata pasif, sedangkan biri-biri masih sering kita dengar. Sedangkan kambing berpadanan dengan embek atau wedus. Embek dan wedus jauh lebih jarang digunakan ketimbang kambing.

Demikian pula dengan lobster dan udang. Keduanya berbeda. Udang bersinonim dengan benur, rebon, ebi, namun mereka pun berbeda dalam sejumlah hal. Benur merupakan benih udang, yang sangat kecil, atau anak udang windu. Sementara rebon dan ebi merupakan udang yang sangat kecil. Sementara lobster merupakan jenis udang laut dari Homarus, berwarna hitam kebiru-biruan, berkaki delapan, dan mempunyai sepasang sepit yang besar, atau udang karang. ***

 


#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021

#Hari ke-10, Rabu, 10 Februari 2021

No comments:

Post a Comment

3 Cara Membangun Ikatan Erat dengan Anak, Orangtua Mesti Tahu

Ikatan erat antara orangtua dan anak berpengaruh besar dalam optimalisasi kesejahteraan anak. Hubungan itu bisa dibangun lewat komunikasi ...