Saturday, 6 February 2021

Suaka Margakata

Kata Arkais dan Warisan Budaya

Oleh: Erry Yulia Siahaan


Banyak kata-kata arkais berasal dari serapan kosakata daerah. Contohnya bisa disimak pada karya sastra sejenis hikayat, di mana kosakata Melayu kuno banyak digunakan di dalamnya. Misalnya, Hikayat Hang Tuah I, Hikayat Si Miskin, dan sebagainya.

Dalam khasanah literasi di Indonesia, hikayat merupakan salah satu bentuk kekayaan sastra. Hikayat merupakan produk sastra berupa prosa atau karangan bebas berbahasa Melayu, yang ceritanya diangkat dari berbagai latar. Bisa berupa kisah seputar kerajaan, dongeng rakyat berbau kepahlawanan, dan sebagainya. Seperti namanya, dongeng, maka hikayat bisa memunculkan hal-hal yang berbau keajaiban. Selain untuk menghibur, hikayat berisi pesan moral sehingga cukup baik untuk dikenal sebagai media edukasi di masyarakat. Kisah-kisahnya biasanya klise, di mana yang baik berakhir dengan kemenangan, sedangkan yang jahat akan memetik nasib malang.

Salah satu ciri hikayat adalah mengandung kosakata arkasi, yakni kata-kata yang sudah tidak lazim digunakan. Sudah kuno, tua, atau usang. Ada juga yang mengatakan sudah tidak dipakai lagi.

Sebuah data menyebutkan bahwa Indonesia memiliki lebih dri 700 bahasa daerah, sebagian besar masih ada dan lainnya punah. Bertahan atau punahnya suatu bahasa bisa dimaklumi, karena sifat bahasa itu sendiri, yang dinamis, seiring perkembangan zaman. Peristilahan bisa datang dan pergi, tergantung sebagaimana sering kata-kata itu dipergunakan. Kosakata pasif bisa menjadi aktif, sebaliknya yang aktif bisa menjadi pasif. Pasif-aktif di sini merujuk masih sering atau tidak dalam penggunaannya sehari-hari. Jika benar ada bahasa daerah yang (dianggap punah), berarti kosakata yang menjadi bagian dari bahasa itu sendiri bisa dibilang benar-benar  pasif. Malah mungkin, suatu hari nanti, ketika ia tiba-tiba muncul, menjadi suatu istilah yang dianggap baru.

Dalam berbagai pertemuan dan sumber informasi dapat kita ketahui bahwa inventarisasi bahasa daerah di Indonesia masih sangat lemah. Bukan rahasia lagi bahwa generasi muda banyak yang sudah lupa akan bahasa daerahnya sendiri. Dapat saya contohkan di sini Bahasa Lamaholot, bahasa asli dari daerah Nusa Tenggara Timur, tepatnya Flores. Mungkin di antara kita ada yang baru mendengar nama Lamaholot. Tidak mengherankan, karena kaum muda dari NTT sendiri banyak yang tidak mengetahui kosakata dalam Bahasa Lamaholot.

Pernah suatu kali sewaktu saya di sana, saya menanyakan peristilahan dalam Bahasa Lamaholot untuk kosakata sehari-hari kepada sejumlah orang secara acak. Ada yang bisa menyebutkan lumayan banyak  (usianya sudah agak tua dan lama tinggal di kampung), ada yang sedang-sedang saja, ada juga yang tidak tahu sama sekali (umumnya kaum muda di sana).

Padahal, jika saja mereka mau belajar, kata-kata itu bisa terus ada, terlestarikan di tengah perkembangan zaman dan arus komunikasi yang begitu kencang, yang memungkinkan bahasa juga menjadi sangat dinamis.

Istilah-istilah yang ditulis oleh pegiat sastra pada zamannya tentu dipilih sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan yang matang. Jika penulis hikayat menggunakan istilah-istilah yang sekarang dianggap arkais, tentu kosa-kata itu cukup menarik dan kuat makna. Jika penulis Benny Arnas dan Guntur Alam memakai kata-kata arkais dalam karya mereka, di mana penggemar mereka tetap setia menyimak produk mereka dan menanti yang baru, itu cukup membuktikan bahwa sebenarnya kata-kata itu sepatutnya diangkat kembali dalam meramaikan khasanah literasi di Tanah Air.

Bahasa merupakan warisan budaya nonbenda. Bahasa daerah merupakan kearifan lokal yang patut dilirik untuk dilestarikan. Sudah saatnya kita lebih serius memperhatikan upaya merawat warisan budaya, baik berupa benda maupun nonbenda, agar tak punah ditelan zaman. ***

 

#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021

#Hari ke-6 Sabtu, 6 Februari 2021

No comments:

Post a Comment

3 Cara Membangun Ikatan Erat dengan Anak, Orangtua Mesti Tahu

Ikatan erat antara orangtua dan anak berpengaruh besar dalam optimalisasi kesejahteraan anak. Hubungan itu bisa dibangun lewat komunikasi ...