Suaka Margakata
Syajar
Oleh: Erry Yulia Siahaan
Keyakinan (berasal dari kata yakin) dimaknai sebagai kepercayaan dan sebagainya yang sungguh-sungguh; kepastian; ketentuan; atau bagian agama atau religi yang berwujud konsep yang menjadi keyakinan (kepercayaan) para penganutnya. Yakin berarti percaya (tahu, mengerti), merasa pasti, bisa juga sungguh atau sungguh-sungguh. Kata yakin memiliki sejumlah sinonim, antara lain benar-benar percaya, bersungguh-sungguh, betul-betul percaya, pasti, percaya, serius, tentu, tetap. Mereka adalah kosakata aktif.
Lawan dari kata yakin adalah ragu, yang bermakna dalam keadaan tidak tetap hati (dalam mengambil keputusan, menentukan pilihan, dan sebagainya). Kata ragu berpadanan dengan kata ayal, beragak-agak, sangsi, was-was, bimbang, bingung, curiga, gelisah, imbang-imbangan, mundur maju, papah, ragu hati, skeptis, syak hati, tergamam. Ayal bisa digantikan dengan kata bimbang dan rambang. Rambang tidak termasuk kosakata pasif, tetapi jarang kita lihat penggunaannya. Rambang berarti tidak tetap hati (tentang tujuan).
Tulisan ini mencoba menggali sejumlah kosakata pasif dan arkais yang terkait dengan yakin atau keyakinan. Penulis mendapatkan informasi dari sumber online, termasuk sinonimkata.com dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Abid
Kata “abid” yang menjadi judul tulisan ini merupakan contoh kata arkais (adjektiva) dalam konteks keyakinan. Abid berarti tidak berkesudahan; kekal; abadi. Kata abid sebagai istilah dalam agama Islam berarti beribadah (verba) atau orang yang taat kepada Tuhan; orang yang saleh (nomina). Lawan dari kata abadi adalah fana, yang memiliki sinonim aktif seperti sementara, tentative, provisional, kondisional.
Adjektiva
Sebuah kata bisa termasuk adjektifa (kata sifat, keadaan), nomina (kata benda), verba (kata kerja), dan lainnya. Demikian pula untuk kata arkais.Adjektiva arkais yang bisa kita temukan antara lain sani (berarti mulia, luhur, indah), akil (berakal, cerdik, pandai), kademat (khidmat), kadim (terdahulu dari tiap-tiap permulaan; awal dari segala permulaan yang tidak terbatas oleh masa; atau pasti, tentu (tentang perkara atau janji). Kadim, berasal dari bahasa Arab, juga bisa dipakai sebagai nomina, yang berarti waktu yang akan datang; kemudian hari; kelak.
Ada pula kata rasuli (bersifat kerasulan; berkenaan dengan rasul), nuraga (simpati, berbagi rasa), dayus (hina budi pekertinya), kelesah (tidak tenteram hatinya; tidak dapat tenang; gelisah), kesut (takut), jelimpat (menyimpang dari arahnya, tentang jalan).
Nomina
Untuk nomina, kita bisa menyebutkan kata sanik (sesuatu yang menjadikan, membuat, menciptakan), rat (alam, jagat, dunia), abun-abun (angan-angan), anju (maksud, tujuan), acara (cara, misalnya cara berpikir seseorang), syajar (misalnya syajar khuldi yang berarti kehidupan yang kekal di firdaus), pusta (naskah tulisan tangan, kitab, buku).
Ada juga kata bidal (peribahasa atau pepatah yang mengandung nasihat, peringatan, sindiran, dan sebagainya), kaul (janji yang diikrarkan teguh, fatwa), samus (perawat atau penolong orang miskin), gurur (dari Bahasa Arab, berarti impian yang sia-sia; harapan pada sesuatu yang tidak ada; pikiran yang bukan-bukan).
Ada pula kata biku (biksu), diksa (berdiksa) dan ceracam (ditahbiskan menjadi pendeta Buddha), syatar (pagina; halaman (kitab dan sebagainya), bandarsah (tempat mengaji (belajar) agama Islam; surau; langgar; musala), yang (dewa), zendeling (penyebar agama Kristen). Serani berarti Kristen, namun sebagai kosakata arkais ia berati dewan; majelis), sanggah (tempat pemujaan di dalam rumah, di Bali).
Untuk kata verba, terdapat ceracam (melakukan sesuatu tanpa perhitungan (nekat, asal berani saja); panja (mengarak jari-jari (tangan) yang dibuat dari gangsa yang biasa ditaruh di atas tabut yang dibawa berarak pada hari peringatan Hasan Husain pada tanggal 10 Muharam). ***
#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021
#Hari ke-23, Selasa, 23 Februari 2021
No comments:
Post a Comment