Suaka Margakata
Sani
Oleh: Erry Yulia Siahaan
Kita tentu menyukai sesuatu yang indah dan mulia, bukan? Terlebih dalam konteks pribadi. Istilah arkais yang cocok untuk menggambarkan sesuatu yang indah dan mulia itu adalah sani. Ia termasuk kata adjektiva (kata sifat).
Tulisan ini mencoba menyajikan sejumlah kosakata pasif dan arkais untuk mengungkapkan hal-hal terkait pribadi dan kepribadian, baik sebagai adjektiva, nomina (kata benda), maupun verba (kata kerja). Sumber informasi didapatkan dari sejumlah situs online, termasuk sinonim.com dan Kamus Besar Bahasa Indonesia ((KBBI).
Pribadi mempunyai arti manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri, keadaan manusia sebagai perseorangan, atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak orang. Jika diberi prefix “ke” dan sufiks “an” akan membentuk kata nomina “kepribadian” yang berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain. Jelas bahwa pribadi atau kepribadian erat dengan sesuatu yang mencirikannya.
Dalam konteks manusia sebagai pribadi, kita mengenal tipe-tipe kepribadian yang menyenangkan (seperti halnya pribadi yang sani tadi) dan tidak menyenangkan. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
Adjektiva
Kita bisa menemukan sejumlah adjektiva arkais yang berkaitan dengan kondisi perseorangan. Misalnya, akil (berakal, cerdik, atau pandai), derana (tahan, tabah), gegadan (patut, layak, tertib, sopan), kademat (khidmat), kasdu (sudi), lawa (menarik hati, indah), wiweka (sangat berhati-hati), taman (rajin), syur (sangat menarik hati), solak (suka).
Ada pula bagal (kasar), beloh (bodoh, dungu, tolol), bencana (gangguan, godaan), buar (suka menghamburkan uang; boros; royal), cabar (kurang atau tidak hemat), sokah (boros), bukan (lancing), caruk (rakus, lahap. pajuh), ceker (pelit), celomes (lemah, berpenyakitan, merana), delap (suka meminta sesuatu pada orang lain tanpa malu), demap (rakus), erak (lelah), tergabas (tergesa-gesa, terburu-buru), getis (mudah patah, getas, rapuh), ilu (bersifat menimbulkan rasa iba/pilu dalam hati), kasam (dendam).
Yang lain adalah kasmaran (jatuh cinta), kelesah (gelisah), kicik (kecil), kuti (selalu mencela atau menegur kesalahan yang kecil-kecil), lenggana (enggan, tidak sudi), tulu (hilang akal), tenahak (kecewa), teledor (bengal, untuk memaki), someng (tidak sedap dilihat, didengar dan sebagainya), sano (linglung, hilang akal), ruai (kurang kukuh).
Juga bedegap (kuat, tegap), mirip dengan kata degap (tegap, gagah) dan bergas (gagah, cergas). Ada pula cacil (amat kecil jika dibandingkan dengan pasangannya atau yang lainnya), umbang (tampak besar dan menakutkan).
Verba
Untuk kelas verba, kita bisa menemukan kata-kata seperti berkuat untuk berbuat sesuatu dengan giat (keras, sungguh-sungguh, dan sebagainya), berlucu (melucu), bersibuk (sedang sibuk mengerjakan sesuatu), bersuatu (bersatu), celedang-celedok (berayun-ayun lenggangnya), berdiksa (ditahbiskan menjadi pendeta Buddha), jimat (hemat), until (mengerjakan sedikit-sedikit).
Ada pula kata caring (melanggar hak), mencerabih (banyak omong), ceracam (melakukan sesuatu tanpa perhitungan atau nekat), cola-cala (bercerita yang bukan-bukan atau bual), cua (kecewa, tidak senang), cuak (takut, gentar), mendaduk (mengemis), menjampuk (memotong atau menyela pembicaraan orang), melenja (kurang adat, lancing), ujuk (menyerahkan barang tanpa diminta), tungkap (terdiam, terkelu), menembis (menghardik), bertaki (berbantah).
Ada pula menyimpuk (dari kata simpuk) yang berarti melanggar (membentur) orang dan sebagainya ketika berjalan. Dalam arti kiasan, menyimpuk berarti menuduh orang lain tanpa alasan.
Menyegak berarti membentak, hampir sama dengan menembis. Juga royer bermakna memecat atau mengeluarkan seseorang dari perkumpulan. Rondah-randih (kacau-balau), ribang (rindu), dan lain-lain.
Nomina
Sebagi nomina, ada kosakata arkais seperti biku (biksu), effendi (tuan), zendeling (penyebar agama Kristen), weharima (gotong-royong), samara (cinta kasih), samas (perawat, penolong orang miskin), ruadat (pernyataan hormat, perihal menyatakan hormat), wiweka (sikap berhati-hati), dan sebagainya.
Sebaliknya bisa kita temukan kata capa (permainan judi), dergama (fitnah), tatah-tatah (desas-desus), setti (tukang kredit), dan sebagainya.
Acara Vs Cara
Kata acara di sini memang lazim kita dengar. Artinya antara lain kegiatan. Namun, sebagai kosakata arkais, acara berarti cara. Sehingga ketika kita membuat kalimat dengan kata cara sebagai kosakata arkais bisa seperti ini: “Setiap orang memiliki acara berpikir yang berbeda-beda.”
***
#Lomba Blog PGRI Bulan Februari 2021
#Hari ke-17, Rabu, 17 Februari 2021
No comments:
Post a Comment