Wednesday, 4 November 2020


In Memoriam Pastor Aloysius Luis Kean Diaz, SVD

Selamat Jalan Panutan Iman …..

Oleh: Erry Yulia Siahaan

MELAYANI selama 68 tahun sebagai imam adalah riwayat yang terbilang panjang dalam pengabdian seseorang bagi gereja. Membanggakan. Menjadi teladan sekaligus tantangan, terlebih ketika tidak didapatkan satupun cacat di sana. Semua dilalui penuh iman, penuh kemenangan, bermuara pada kebaikan.

Itulah sosok Pastor Aloysius Luis Kean Diaz, SVD, yang akrab disapa dengan “Pastor Diaz” atau “Romo Diaz” oleh umat, dengan “Om/Opa Luis” atau “Om/Opa Tuan”  oleh keluarga. Menerima tahbisan imam SVD pada 28 Oktober 1952, Pastor Diaz wafat Senin (2 November 2020) sore di Rumah Sakit St Carolus, Jakarta, pada usia 94 tahun. Sebelumnya Pastor Diaz masih melakukan aktivitasnya seperti biasa, sebelum akhirnya mengeluh sesak napas usai tidur siang dan akan mandi.

Misa requiem digelar Selasa (3 November 2020) sore, dipimpin oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, dihadiri oleh para pastor dan suster, keluarga besar, dan umat Paroki St. Yosef Matraman Pademangan - paroki di mana Pastor Diaz melakukan tugasnya sebagai imam selama 33 tahun. Usai misa, jenazah diberangkatkan dengan ambulance, didampingi oleh sejumlah umat dan angggota keluarga yang ingin mengantarnya sampai ke tempat peristirahatan terakhir di Pemakaman Biarawan/wati Kembang Kuning, Surabaya, Kamis (5 November 2020).

Anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan ayah dan ibu Laurentius Kean Diaz dan Maria Yasinta Odjan ini dilahirkan pada 1 Maret 1926 di Lebao, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Luis Diaz sudah sejak kecil menyatakan keinginannya menjadi imam.

“Awalnya, ibu tidak merestui keinginannya menjadi Imam, sebab Pastor Diaz adalah anak lelaki satu-satunya. Berkat doanya yang terus menerus, lahirlah adik laki-laki, sehingga pada akhirnya kedua orangtuanya merestui dan menghantar anaknya menjadi seorang Imam SVD,” tutur FX Dwi Fajar Sulistyodi dari Paroki Pademangan membuka misa.

Pastor Diaz memulai masa novisiat pada 15 Agustus 1945, berkaul pertama pada 15 Agustus 1947, dan berkaul kekal pada 15 Agustus 1952. Ditahbiskan sebagai imam Serikat Sabda Allah atau SVD (Societas Verbi Divini) oleh Mgr. Gabriel Manek, SVD di Nita, Maumere, Pastor Diaz selama pengabdian dan pelayanannya sebagai Biarawan Misionaris SVD pernah bertugas sebagai staf pengajar/prefek di Seminari Mataloko, Penilik Sekolah di Sikka, Maumere, staf di Bagian C Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Praeses Postulat di Batu, Pastor Rekan di Paroki St. Yosef Matraman pada 1975 dan Pastor Kepala di Paroki St. Alfonsus Rodriguez Pademangan pada 1983, Praeses Biara Soverdi Jakarta, dan anggota Dewan Pimpinan Provinsi SVD Jawa. Pada 1993, Pastor Diaz kembali melayani di Pademangan hingga akhir hayatnya.

 

 Sumber: Sesawi, 2 November 2020

 

Panutan Iman

Pastor Diaz adalah seorang panutan iman. Ini adalah simpulan tersingkat untuk menggambarkan beliau, sejak dulu hingga sekarang. Beliau adalah orang yang konsisten pada janjinya, setia pada panggilannya. Menjaga kesucian, mewujudkan perdamaian, bersandar pada iman, diterapkannya sebagai perilaku keseharian.

“Yesus, Engkau yang membawa saya kemari, Engkau yang memberikan saya tugas mulia ini. Dan saya sudah bekerja serta berusaha memberikan yang terbaik dari diri saya. Maka, apa yang belum atau tidak bisa saya selesaikan, kiranya Engkau lah yang menyelesaikan, lakukanlah Tuhan, “ tutur Dwi mengulangi doa indah Pastor Diaz.

 

 Sumber: Dok. keluarga

Di Pademangan, Pastor Diaz bersama umat memupuk iman, berkolaborasi hingga terwujud apa yang disebut ’Pastoral Umat”, karya pastoral dari umat, bersama umat dan untuk umat. Selalu tersenyum dan terbuka pada umat, hidup penuh kesederhanaan dan kerendahan hati, ikhlas memberi, telah menjadi keteladanan bagi umat. Umat diajak untuk lebih peduli terhadap pertumbuhan gereja, khususnya bagi Paroki Pademangan yang sudah berusia 51 tahun.

Di mata keluarga, sebagaimana dituturkan oeh JD Fernandez Odjan, Pastor Diaz adalah sosok yang setia, penyayang, lembut, santun, selalu tersenyum, taat, disiplin, tidak mau menyusahkan orang lain, murah hati, mau memberi dan melayani. Beliau adalah figur yang melaksanakan dua pilar utama dari karya misi, yaitu karya dan doa.

Romo dari Pademangan, P Gregorius Sasar Harapan, SVD mengakui Pastor Diaz sebagai model/panutan biarawan sejati, panutan iman. Selalu berkata sopan. Tidak pernah berkata negatif tentang apapun atau siapapun. Beliau adalah penyalur berkat. Pendoa umat. Ensiklopedi tentang perkembangan karya misi SVD di Indonesia, khususnya Provinsial SVD se-Jawa.  Juga, pahlawan iman.

“Kalau saya lakukan dengan iman, tentu Tuhan menolong saya,” tutur Romo Greg menceritakan kisah Pastor Diaz tentang pengalamannya tahun 1965 saat menjalankan tugas dari KWI untuk mengantarkan sikap gereja ke Istana, padahal waktu itu situasinya amat sulit.

Uskup Agung Jakarta menyampaikan terima kasih kepada keluarga Lebao yang telah memberikan “putra terbaik” bagi gereja. Gereja kehilangan sosok teladan. Sosok yang menjaga kesucian dalam lembaran hidup, sejak awal sampai akhir tarekatnya. Di usia tuanya, kata Uskup, “tidak nampak kecemasan sedikitpun pada Pastor Diaz.” Beliau justru makin senior dalam rasa penuh syukur.

Kita semua kehilangan. Namun, warisan karya dan iman beliau akan lestari dalam diri semua yang ditinggalkan, yang masih berziarah di dunia yang fana ini. ***

 

 Dok. Keluarga:

   

 

 


 


No comments:

Post a Comment

3 Cara Membangun Ikatan Erat dengan Anak, Orangtua Mesti Tahu

Ikatan erat antara orangtua dan anak berpengaruh besar dalam optimalisasi kesejahteraan anak. Hubungan itu bisa dibangun lewat komunikasi ...